Selasa, 28 Februari 2017

MODUL 2

[KEMBALI KE HOME]
 


Modul II
COUNTER, SHIFT REGISTER
DAN SEVEN SEGMENT

1. Tujuan [kembali]

  1. Mengecek operasi logika dari counter asyncron dan counter syncr 
  2. Memahami prinsip kerja dan aplikasi dari sebuah Counter 
  3. Memahami prinsip kerja dari Shift Register dan sevent segment 
  4. Mengetahui aplikasi dari Shift Register dan Seven Segment

2. Alat dan Bahan [kembali]

  1. Panel DL 2203D 
  2. Panel DL 2203C 
  3. Panel DL 2203S 
  4. Jumper

3. Dasar Teori [kembali]

COUNTER
Counter adalah sebuah rangkaian sekuensial yang mengeluarkan urutan statestate tertentu, yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya. Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu. Counter banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan sebuah o kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu. Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Biner Counter. Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung dari 0 sampai 2n - 1 . Counter secara umum diklasifikasikan atas counter asyncron dan counter syncronous.

a. Counter Asyncronous
Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan bergulingan (berubah kondisi dan “0” ke “1”) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambilkan dan masing-masing flipflop sebelumnya.



b. Counter Syncronous
Counter syncronous disebut sebagai Counter parallel, output flip-flop yang digunakan bergulingan secara serempak. Hal mi disebabkan karena masingmasing flip- flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock.

Shift register
 Register geser (shift register) merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Tampilan pada layar kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Register geser juga dapat digunakan untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri. Ada empat tipe register yang dapat dirancang dengan kombinasi masukan dan keluaran dan kombinasi serial atau paralel :
1. Serial in serial out (SISO)
Pada register SISO, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur keluaran juga berjumlah satu. Pada jenis register ini data mengalami pergeseran, flip flop pertama menerima masukan dari input, sedangkan flip flop kedua menerima masukan dari flip flop pertama dan seterusnya.
2. Serial in paralel out (SIPO)
Register SIPO, mempunyai satu saluran masukan saluran keluaran sejumlah flip flop yang menyusunnya. Data masuk satu per satu (secara serial) dan dikeluarkan secara serentak.Pengeluaran data dikendalikan oleh sebuah sinyal kontrol. Selama sinyal kontrol tidak diberikan, data akan tetap tersimpan dalam register.
3. Paralel In serial Out (PISO)
Register PISO, mempunyai jalur masukan sejumlah flip flop yang menyusunnya, dan hanya mempunyai satu jalur keluaran. Data masuk ke dalam register secara serentak dengan di kendalikan sinyal kontrol, sedangkan data keluar satu per satu (secara serial).
4. Paralel In Paralel Out (PIPO)
Register PIPO, mempunyai jalur masukan dan keluaran sesuai dengan jumlah flip flop yang menyusunnya. Pada jenis ini data masuk dan keluar secara serentak.

Seven segment
Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7-segmen atau dot matriks.Jenis 7-segmen, sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang yang disusun membentuk angka 8 seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.Menurut kesepakatan, huruf-huruf yang diperlihatkan dalam Gambar 3.1 ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi).

Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7-segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD ke 7-segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7-segmen. 
4. Tugas Pendahuluan [kembali]

Percobaan 1 : Asynchronous Binary Counter 4 bit dengan 4 J-K flip-flop


Prosedur Percobaan



1. Rangkai rangkaian seperti gambar dibawah ini.
2. Set Switch B0 ke logika 1, Analisa Output yang terjadi, operasi reset dapat dilakukan setiap saat dengan menset Switch B0 ke logika 0. Gambarkan bentuk sinyal CLK terhadap H0,H1,H2 dan H3, dan analisa hasil tersebut.

Hasil Percobaan

Rangkaian percobaan Asynchronous Binary Counter 4 bit







Video Simulasi Percobaan


Komponen :
1. Satu Signal Generator
2. Tujuh 74111
3.Empat LED Green
4.Satu Seven Segmen Green
5.Satu Saklar SPDT
6.Satu VCC tiga Ground

Aplikasi yang digunakan yaitu Proteus dan Multisim

5. Percobaan [kembali]

1.Percobaan 3 
   A.Prosedur percobaan [kembali]

 Synchronous binary counter
1.Rangkai rangkaianseperti gambar dibawah ini 
Rangkaian Percobaan 3a




Rangkaian Percobaan 3b


2. Variasikan switch pada rangkaian sesuai dengan kondisi yang ada pada jurnal.
3. Cek dan catat output yang terjadi melalui LED ke jurnal
4. Matikan power supply dan rangkai rangkaian seperti gambar berikut dan ulangi perintah 2 dan 3



B.Jurnal [kembali]



Jurnal Percobaan 2a



Jurnal Percobaan 3b




C.Video Percobaan [kembali]





Video Simulasi Synchronous Binary Counter 3a







Video Simulasi Synchronous Binary Counter 3b


D.Analisa [kembali]

          Pada percobaan ini, simulasi dilakukan untuk melihat keluaran dari rangkaian asyncronus binary counter. Dengan input S0, S1, S2, dan S3 yang divariasikan sesuai dengan jurnal di atas. Sesuai dari prinsip input/output pada synchronous binary counter, masukan yang diinputkan serempak atau sinkron. Sinkron atau tidaknya masukan tersebut dapat dilihat pada keluarannya saat kita mensimulasikan rangkaian synchronous binary counter. Pada percobaan 3a dapat dilihat, terlihat (jurnal dan video)  keluaran no.1 adalah nilai 0 (LED tidak hidup), no.2-3 keluarannya sesuai dengan input, no.4 counter up dan no.5 counter down. Dari percobaan 3a dapat dilihat rata-rata keluaran yang dhasilkan dari percobaan sikron dengan input atau.    Dan juga dapat kita lihat pada video simulasi, dengan keadaan yang ada pada percobaan 3b keluaran no.1 adalah nilai 0 (LED tidak hidup), no.2-3 keluarannya sesuai dengan input, no.4 adalah nilai 0 (LED tidak hidup), no.5 counter down dan no.6 counter up , tetapi ada beberapa keluaran tersebut tidak sama dengan input atau dengan kata lain keluarannya sinkronwalaupun ada beberapa ketidaksikronan. kesalah ini bisa terjadi karena kesalahana pembacaan atau kurang telitinya dalam praktikum.


2.Percobaan 5 
   A.Prosedur percobaan [kembali]

Decoder BCD seven segment
1. Buatlah rangkaian seperti pada rangkaian dibawah ini.
2. Variasikan switch B0 sampai B6 sesuai dengan jurnal cek output yang terjadi.
Rangkaian Percobaan 5


B.Jurnal [kembali]


Jurnal Percobaan 5


C.Video Percobaan [kembali]
 



Video Simulasi Seven Segmen


D.Analisa [kembali]
         Percobaan ini yaitu percobaan decoder BCD seven segment. Pada gambar rangkaian di atas terdapat BI/BRO, RBI, dan LT yang diberi nilai high dari awal sampai akhir. Pemberian nilai tersebut merupakan hal yang disengaja bukan pemberian nilai acak. Berikut adalahpenjelasan tentang ketiga bagian tersebut.
LT' , Lamp Test, berfungsi untuk mengeset display, bila diberi logika ‘0’ maka semua keluaran dari IC ini akan berlogika 0. Sehingga seven segment akan menunjukkan angka delapan (8).
BI'/RBO' , Blanking Input/Row Blanking Output, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC. Bila diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan mati.
RBI' , Row Blanking Input, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC jika semua input berlogika “0”. Bila diberi logika “0”, diberi logika “1” dan diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan mati.

Apabila ketiga bagian tersebut telah disesuaikan maka proses dekoder dapat dilakukan sesuai nilai yang diinginkan dengan menerjemahkan bilangan biner (4 bit) ke bilangan desimal. Terlihat pada video simulasi, nilai-nilai yang diinputkan merupakan bilangan biner (yang pembacaan inputannya dibalik, contoh : inputannya yaitu, 1000 maka pembacaannya yaitu 0001) yang akan diterjemahkan kebilangan desimal, yang ditampilkkan pada seven segmen. Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 2 (basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst . Hasil terjemahannya yaitu sebagai berikut :
Biner           desimal
0000            0
0001            1
0010            2
0011            3
0100            4
0101            5
0110            6
0111            7
1000            8
1001            9
    

 6. Link Download [kembali]

Untuk download Rangkaian dan Video Simulasi percobaan diatas bisa di download
DISINI

 [KEMBALI KE ATAS]

About the Author

Unknown

Author & Editor

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2015 - Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile