Selasa, 28 Februari 2017

[KEMBALI KE HOME]
 


Modul II
COUNTER, SHIFT REGISTER
DAN SEVEN SEGMENT

1. Tujuan [kembali]

  1. Mengecek operasi logika dari counter asyncron dan counter syncr 
  2. Memahami prinsip kerja dan aplikasi dari sebuah Counter 
  3. Memahami prinsip kerja dari Shift Register dan sevent segment 
  4. Mengetahui aplikasi dari Shift Register dan Seven Segment

2. Alat dan Bahan [kembali]

  1. Panel DL 2203D 
  2. Panel DL 2203C 
  3. Panel DL 2203S 
  4. Jumper

3. Dasar Teori [kembali]

COUNTER
Counter adalah sebuah rangkaian sekuensial yang mengeluarkan urutan statestate tertentu, yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya. Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu. Counter banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan sebuah o kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu. Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Biner Counter. Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung dari 0 sampai 2n - 1 . Counter secara umum diklasifikasikan atas counter asyncron dan counter syncronous.

a. Counter Asyncronous
Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through Counter atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan bergulingan (berubah kondisi dan “0” ke “1”) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambilkan dan masing-masing flipflop sebelumnya.



b. Counter Syncronous
Counter syncronous disebut sebagai Counter parallel, output flip-flop yang digunakan bergulingan secara serempak. Hal mi disebabkan karena masingmasing flip- flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock.

Shift register
 Register geser (shift register) merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Tampilan pada layar kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Register geser juga dapat digunakan untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri. Ada empat tipe register yang dapat dirancang dengan kombinasi masukan dan keluaran dan kombinasi serial atau paralel :
1. Serial in serial out (SISO)
Pada register SISO, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur keluaran juga berjumlah satu. Pada jenis register ini data mengalami pergeseran, flip flop pertama menerima masukan dari input, sedangkan flip flop kedua menerima masukan dari flip flop pertama dan seterusnya.
2. Serial in paralel out (SIPO)
Register SIPO, mempunyai satu saluran masukan saluran keluaran sejumlah flip flop yang menyusunnya. Data masuk satu per satu (secara serial) dan dikeluarkan secara serentak.Pengeluaran data dikendalikan oleh sebuah sinyal kontrol. Selama sinyal kontrol tidak diberikan, data akan tetap tersimpan dalam register.
3. Paralel In serial Out (PISO)
Register PISO, mempunyai jalur masukan sejumlah flip flop yang menyusunnya, dan hanya mempunyai satu jalur keluaran. Data masuk ke dalam register secara serentak dengan di kendalikan sinyal kontrol, sedangkan data keluar satu per satu (secara serial).
4. Paralel In Paralel Out (PIPO)
Register PIPO, mempunyai jalur masukan dan keluaran sesuai dengan jumlah flip flop yang menyusunnya. Pada jenis ini data masuk dan keluar secara serentak.

Seven segment
Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7-segmen atau dot matriks.Jenis 7-segmen, sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang yang disusun membentuk angka 8 seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.Menurut kesepakatan, huruf-huruf yang diperlihatkan dalam Gambar 3.1 ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi).

Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7-segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD ke 7-segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7-segmen. 
4. Tugas Pendahuluan [kembali]

Percobaan 1 : Asynchronous Binary Counter 4 bit dengan 4 J-K flip-flop


Prosedur Percobaan



1. Rangkai rangkaian seperti gambar dibawah ini.
2. Set Switch B0 ke logika 1, Analisa Output yang terjadi, operasi reset dapat dilakukan setiap saat dengan menset Switch B0 ke logika 0. Gambarkan bentuk sinyal CLK terhadap H0,H1,H2 dan H3, dan analisa hasil tersebut.

Hasil Percobaan

Rangkaian percobaan Asynchronous Binary Counter 4 bit







Video Simulasi Percobaan


Komponen :
1. Satu Signal Generator
2. Tujuh 74111
3.Empat LED Green
4.Satu Seven Segmen Green
5.Satu Saklar SPDT
6.Satu VCC tiga Ground

Aplikasi yang digunakan yaitu Proteus dan Multisim

5. Percobaan [kembali]

1.Percobaan 3 
   A.Prosedur percobaan [kembali]

 Synchronous binary counter
1.Rangkai rangkaianseperti gambar dibawah ini 
Rangkaian Percobaan 3a




Rangkaian Percobaan 3b


2. Variasikan switch pada rangkaian sesuai dengan kondisi yang ada pada jurnal.
3. Cek dan catat output yang terjadi melalui LED ke jurnal
4. Matikan power supply dan rangkai rangkaian seperti gambar berikut dan ulangi perintah 2 dan 3



B.Jurnal [kembali]



Jurnal Percobaan 2a



Jurnal Percobaan 3b




C.Video Percobaan [kembali]





Video Simulasi Synchronous Binary Counter 3a







Video Simulasi Synchronous Binary Counter 3b


D.Analisa [kembali]

          Pada percobaan ini, simulasi dilakukan untuk melihat keluaran dari rangkaian asyncronus binary counter. Dengan input S0, S1, S2, dan S3 yang divariasikan sesuai dengan jurnal di atas. Sesuai dari prinsip input/output pada synchronous binary counter, masukan yang diinputkan serempak atau sinkron. Sinkron atau tidaknya masukan tersebut dapat dilihat pada keluarannya saat kita mensimulasikan rangkaian synchronous binary counter. Pada percobaan 3a dapat dilihat, terlihat (jurnal dan video)  keluaran no.1 adalah nilai 0 (LED tidak hidup), no.2-3 keluarannya sesuai dengan input, no.4 counter up dan no.5 counter down. Dari percobaan 3a dapat dilihat rata-rata keluaran yang dhasilkan dari percobaan sikron dengan input atau.    Dan juga dapat kita lihat pada video simulasi, dengan keadaan yang ada pada percobaan 3b keluaran no.1 adalah nilai 0 (LED tidak hidup), no.2-3 keluarannya sesuai dengan input, no.4 adalah nilai 0 (LED tidak hidup), no.5 counter down dan no.6 counter up , tetapi ada beberapa keluaran tersebut tidak sama dengan input atau dengan kata lain keluarannya sinkronwalaupun ada beberapa ketidaksikronan. kesalah ini bisa terjadi karena kesalahana pembacaan atau kurang telitinya dalam praktikum.


2.Percobaan 5 
   A.Prosedur percobaan [kembali]

Decoder BCD seven segment
1. Buatlah rangkaian seperti pada rangkaian dibawah ini.
2. Variasikan switch B0 sampai B6 sesuai dengan jurnal cek output yang terjadi.
Rangkaian Percobaan 5


B.Jurnal [kembali]


Jurnal Percobaan 5


C.Video Percobaan [kembali]
 



Video Simulasi Seven Segmen


D.Analisa [kembali]
         Percobaan ini yaitu percobaan decoder BCD seven segment. Pada gambar rangkaian di atas terdapat BI/BRO, RBI, dan LT yang diberi nilai high dari awal sampai akhir. Pemberian nilai tersebut merupakan hal yang disengaja bukan pemberian nilai acak. Berikut adalahpenjelasan tentang ketiga bagian tersebut.
LT' , Lamp Test, berfungsi untuk mengeset display, bila diberi logika ‘0’ maka semua keluaran dari IC ini akan berlogika 0. Sehingga seven segment akan menunjukkan angka delapan (8).
BI'/RBO' , Blanking Input/Row Blanking Output, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC. Bila diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan mati.
RBI' , Row Blanking Input, berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC jika semua input berlogika “0”. Bila diberi logika “0”, diberi logika “1” dan diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan mati.

Apabila ketiga bagian tersebut telah disesuaikan maka proses dekoder dapat dilakukan sesuai nilai yang diinginkan dengan menerjemahkan bilangan biner (4 bit) ke bilangan desimal. Terlihat pada video simulasi, nilai-nilai yang diinputkan merupakan bilangan biner (yang pembacaan inputannya dibalik, contoh : inputannya yaitu, 1000 maka pembacaannya yaitu 0001) yang akan diterjemahkan kebilangan desimal, yang ditampilkkan pada seven segmen. Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 2 (basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst . Hasil terjemahannya yaitu sebagai berikut :
Biner           desimal
0000            0
0001            1
0010            2
0011            3
0100            4
0101            5
0110            6
0111            7
1000            8
1001            9
    

 6. Link Download [kembali]

Untuk download Rangkaian dan Video Simulasi percobaan diatas bisa di download
DISINI

 [KEMBALI KE ATAS]

MODUL 2

[MENUJU BAWAH] . [KEMBALI KE HOME]   DAFTAR ISI 1. Tujuan 2. Alat dan Bahan 3. Dasar Teori 4.Tugas Pendahuluan 5.Pe...
[KEMBALI KE HOME]
 



MODUL III
KARAKTERISTIK DIODA & TRANSISTOR
1. Tujuan [kembali]

  1. Menyelidiki Karakteristik static (I-V) diode
  2. Memahami prinsip kerja rangkaian diode pengubah bentuk gelombang (Rangkaian Clipper)
  3. Memahami prinsip kerja rangkaian diode pengubah posisi vertical gelombang (Rangkain Clamper)
  4. Mampu menentukan karakteristik masing-masing transistor
  5. Mampu menentukan hubungan arus transistor terhadap hambatan
2. Alat dan Bahan [kembali]
  1. Power supply
  2. Modul Diode
  3. Modul transistor
  4. Multimeter
  5. Jumper
3. Dasar Teori [kembali]
Dioda
Diode merupakan piranti elektronika yang terbentuk dari suatu penyambung material semikuonduktor tipe-p dan tipe-n. bagian –p (the pside) disebut anoda dan bagian –n disebut katoda.
Disekitar sambungan p-n terdapat daerah deplesi yang menyebabkan electron bebas tidak dapat mengalir bila diode belum dapat tegangan panjar maju (forward biased) yang besarnya melebihi suatu nilai tertentu yang disebut nilai tertentu yang disebut tegangan ambang, tegangan penghalang, atau tegangan diode (VD). Tegangan ini besarnya (secara aproksimasi kedua) adalah sekitar 0,7V (untuk silicon, Si) dan 0,3V (untuk Germanium,Ge). Pada saat dipanjar maju, resistansi diode menjadi kecil (disebut resistansi panjar maju,RF) dan ketika dipanjar mundur (reserve biased) resistansinya menjadi besar (disebut resistansi panjar mundur, RR).

Beberapa tipe diode sengaja dirancang untuk bekerja dalam modus panjar maju (contoh : diode penyearah, LED) sementara beberapa tipe lainnya bekerja dalam modus panjar mundur (contoh : diode zener, fotodioda).

Berikut adalah metode yang digunakan untuk mempelajari rangkaian-rangkaian diode yaitu :
a. Clipper
Rangkaian clipper (pemotong) atau disebut juga rangkain limiter (pembatas) adalah rangkaian diode yang digunakan untuk memotong atau membatasi sebagian bentuk gelombang masukan dan mentransmisikannya pada level diatas atau dibawah level acuan. Level acuan ini bergantung pada nilai tegangan panjar (biased) yang diberikan.

b. Clamper
Rangkaian Clamper adalah rangkaian diode yang berfungsi “menjepit” atau menggeser sinyal pada suatu level tegangan dc tertentu. Rangkaian ini terdiri dari sebuah diode,kapasitor dan elemen resistif. Besar nilai R dan C haruslah dipilih sedemikian sehingga konstanta waktu RC cukup besar untuk menjamin bahwa tegangan pada kapasitor tidak turun secara signifikan selama diode tidak menghantarkan. Ada beberapa tipe clamper positif, clamper negative, dan clamper berpanjar.

c. Pelipat ganda tegangan
Pelipat ganda tegangan (voltage multiplier) adalah rangkaian dengan dua atau lebih diode yang menghasilkan suatu tegangan DC yang besarnya sama dengan tegangan kelipatan tegangan masukan puncak. Catu daya ini digunakan untuk piranti tegangan tinggi DC namun berarus rendah seperti CRT pada TV,Osiloskop dan Komputer.

Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapisan semikonduktor, diantaranya contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai tiga kaki yang disebut dengan Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/collector (C).

Fungsi Transistor antara lain :
1. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
2. Sebagai penyearah
3. Sebagai mixer
4. Sebagai osilator
5. Sebagai switch
Transistor yang umum beredar ada beberapa macam diantaranya adalah :
1. Uni Junktion Transistor (UJT)
2. Field Effect Transistor (FET)
3. MOSFET
4. Bipolar Junction Transistor (BJT)

4. Tugas Pendahuluan [kembali]

Percobaan 3 : Rangkaian Clamper


Prosedur Percobaan

1. Rakitlah rangkaian seperti pada Gambar 3.7a dengan komponenkomponen diode 1N4004 R=100 kΩ dan kapasitor 100 nF. Gunakan sinyal gelombang sinusoidal 10V peak-to-peak dari pembangkit sinyal SG dengan frekuensi 50 Hz sebagai sinyal masukan.
2. Amati sinyal masukan (vi) pada osiloskop melalui kanal CH1 dan sinyal keluaran (vo) melalui CH2, serta gambarkan kedua sinyal Vmax dan Vmin beserta satuan masing-masing.
3. Ulangi prosedur seperti pada poin (1) dan (2) untuk rangkain seperti pada Gambar 3.7b
Hasil Percobaan


5. Percobaan[kembali]

1.Resistansi Statik Dioda
    A.Prosedur Percobaan  [kembali]

1. Kalibrasi ohmmeter untuk memastikan simpangan jarum penunjukannya sudah sesuai sebagaimana mestinya.
2. Perhatikan penanda pada salah satu ujung diode. (jika diode tidak bertanda , buatlah tanda sendiri misalnya dengan sobekkan kertas kecil atau penanda lainnya)
3. Ukurlah resistansi diode dengan ohmmeter (lihat Gambar 3.5a), dan catat hasilnya pada Jurnal praktikum
4. Ukurlah resistansi diode dengan ohmmeter (lihat Gambar 3.5b), dan catat hasilnya pada Jurnal praktikum





B.Jurnal [kembali]




Jurnal Resistansi Statik Dioda




C.Hardware [kembali]



 
D.Video Percobaan [kembali]





Video Simulasi Resistansi Statik Dioda


E.Analisa [kembali]

          Pada pengukuran resistansi dioda pertama yaitu kabel (-) dihubungkan ke penanda dioda. Penanda tersebut merupakan kaki output atau kaki katoda dioda. Sehingga, pada rangkaian pertama dapat dikatakan bahwa rangkaian tersebut rangkaian forward. Dapat kita lihat pada jurnal dan video nilai dari resistansi dioda pada rangkaian pengukuran pertama, yaitu 39,4 kOhm, sedangkan pada pengukuran kedua kabel (+) dihubungkan pada penanda dioda. Sehingga pada rangkaian tersebut terjadi reverse bias, dan dapat dilihat pada jurnal dan video (nilainya tidak tetap), nilai resistansi dioda sangat besar yaitu sebesar 233 MOhm. Nilai resistansi yang sangat besar pada saat kabel (+) dihubungkan pada penanda dioda disebabkan karena terjadinya reverse bias. Pada riverse bias tersebut, elektron pada tipe n bergerak berlawanan dengan proton (ion positif) pada tipe p, sehingga depletion layer (daerah pengsongan) semakin besar, sehinggga  elektron-elektron bebas tidak mampu menyebrangi daerah pengosongan tersebut. Prinsip tersebutlah yang menyebabkan pengukuran nilai resistansinya menjadi besar. Logikanya, pada saat pengukuran reverse bias dan forward bias, dengan besar tegangan yang sama, pada forward bias arus yang mengalir besar sehingga didapatkan nilai resistansi yang kecil ( R = V/I) sedangkan pada reverse bias arus yang melewati doida sangt kecil bahkan mendekati nol sehingga nilai resistansi yang terukur sangat besar (dari perbangdingan tegangan dan arus).


2.Rangkaian Clamper
   A.Prosedur percobaan [kembali]


 1. Rakitlah rangkaian seperti pada Gambar 3.7a dengan komponenkomponen diode 1N4004 R=100 kΩ dan kapasitor 100 nF. Gunakan sinyal gelombang sinusoidal 10V peak-to-peak dari pembangkit sinyal SG dengan frekuensi 50 Hz sebagai sinyal masukan.
2. Amati sinyal masukan (vi) pada osiloskop melalui kanal CH1 dan sinyal keluaran (vo) melalui CH2, serta gambarkan kedua sinyal Vmax dan Vmin beserta satuan masing-masing.
3. Ulangi prosedur seperti pada poin (1) dan (2) untuk rangkain seperti pada Gambar 3.7b



B.Jurnal [kembali]



Jurnal Rangkaian Clamper


C.Hardware [kembali]



D.Video Percobaan [kembali]
 



Video Simulasi Rangkaian Clamper


E.Analisa [kembali]
    

 6. Link Download [kembali]
 

Untuk download Rangkaian dan Video Simulasi percobaan diatas bisa di download
DISINI


[KEMBALI KE ATAS]

MODUL 3

[MENUJU BAWAH] . [KEMBALI KE HOME]   DAFTAR ISI 1. Tujuan 2. Alat dan Bahan 3. Dasar Teori 4.Tugas Pendahuluan 5.Pe...
[KEMBALI KE HOME]
 





MODUL IV

OP-AMP DAN PEMBANGKIT GELOMBANG ISYARAT

1. Tujuan [kembali]


  1. Mampu membedakan karakteristik rangkaian inverting amplifier dan non inverting Amplifier
  2. Mampu menghitung besarnya penguatan pada suatu rangkaian amplifier
  3. Mampu menentukan batas input dan output suatu rangkaian amplifier
  4. Mengetahui prinsip kerja dari sebuah triangle wave generator
  5. Mampu menentukan parameter yang mempengaruhi sinyal output triangle wave generator
2. Alat dan Bahan [kembali]

  1. Panel rangkaian op-amp
  2. Modul Triangle Wave Generator
  3. Osiloskop 
  4. Multimeter
  5. Functino Generator
  6. Jumper
3. Dasar Teori [kembali]

Operational Amplifier
Operational Amplifier atau yang di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika.Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, buffer, adder (penjumlah),integrator dan
differensiator.

1. Rangkaiaan Inverting
Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaiaan elektronika yang berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Jadi, ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1. Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan menguatkan sebuah tegangan.


Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran tak sefase sebesar 180 derajat, maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Rumus dan rangkaiaan inverting dideskripsikan sebagai berikut :

2. Rangkaiaan Non-Inverting
Penguat non-inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat inverting, dimana input dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya hambatan feedback dan hambatan input. Penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Rumus dan rangkaiaan non-inverting dideskripsikan sebagai berikut:





Triangle Wave Generator
Triangle Wave Generator atau Pembangkit Gelombang Segitiga umumnya terdiri dari 2 bagian utama. Bagian utama tersebut adalah rangkaian Non-Inverting schmitt triger oleh A1 dan rangkaian integrator yang dibangun oleh A2. Output rangkaian NonInverting schmitt triger pada Triangle Wave Generator atau Pembangkit Gelombang Segitiga ini berupa gelombang kotak yang digunakan untuk driver rangkaian integratorA2.

Rangkaian integrator yang diberi input gelombang kotak akan memberikan output berupa gelombang segitiga dan digunakan untuk umpan balik (feedback ke rangkaian Non-Inverting schmitt triger A1 pada rangkaian Triangular Wave Generator atau Pembangkit Gelombang Segitiga ini sehingga  rangkaian NonInverting schmitt triger A1 akan memberikan input ke integrator lagi dan hal ini berulang terus 


4. Tugas Pendahuluan [kembali]
 
Percobaan 2 : Non Inverting Amplifier  

Prosedur Percobaan
Input DC
1. Matikan power supply terlebih dahulu
2. Set hambatan RF dengan resistansi sesuai dengan jurnal
3. Biarkan input V1 mengambang
4. Hubungkan jumper J1, dan hidupkan power supply
5. Kemudian atur tegangan input V2 sesuai dengan jurnal dan catat output yang dihasilkan
6. Hubungkan output Vo dengan voltmeter. (RF diatur sesuai jurnal). Aturlah tegangan V2 naik secara perlahan mulai dari -3 volt sambil melihat tegangan outputnya. Pada tegangan input negatif, berapakah
berapakah tegangan output pertama kali berubah?. Tegangan input negatif tersebut diberi nama –Vi max dan ouputnya +V sat.
7. Aturlah tegangan V2 turun secara perlahan mulai dari +3 volt sambil melihat tegangan outputnya. Pada tegangan input positif, berapakah tegangan otput pertama kali berubah? Tegangan input positif tadi diberi
nama Vi max dan ouputnya -V sat.

Input AC
1. Matikan power supply terlebih dahulu
2. Set hambatan RF dengan resistansi sesuai hambatan
3. Lepaskan jumper J1, biarkan V2 mengambang
4. Hubungkan input V1 dengan probe function generator dan set frekuensi gelombang dengan nilai 100 Hz dan nilai tegangan input pada 1 V AC
5. Hubungkan Vo dengan probe chanel 1 osiloskop dan probe chanel 2 dihubungkan ke V1
6. Simpan bentuk gelombang pada osiloskop serta catat nilai tegangan output yang didapat


Hasil Percobaan




5. Percobaan [kembali]

1.Percobaan 3 
   A.Triangle generator [kembali]


Rangkaian Triangle Generator


Matikan power supply
2. Hubungkan probe chanel 1 osiloskop dengan V5 dan probe chanel 2 dengan V7
3. Hubungkan jamper sesuai dengan modul dan hidupkan power supply
4. Atur tampilan osiloskop sampai bentuk sinyal terlihat jelas
5. Tekan tombol cursor pada osiloskop dan atur posisi kursor a dan b pada 1  gelombang penuh
6. Catat frekuensi dan waktu 1 gelombang yang didapatkan serta simpan bentuk sinyalnya



B.Jurnal [kembali]





Jurnal Triangle Generator




C.Hardware [kembali]




D.Video Percobaan [kembali]





Video Simulasi Triangle Generator




E.Analisa [kembali]

Percobaan kali ini yaitu tentang pemangkit gelombang segitiga. Rangkaian pembangkit gelombang segitiga tersebut merupakan gabungan dari dua rangkaian yaitu rangkaian ramp generator dan rangkaian komparator. Rangkaian ramp generator merupakan rangkaian yang menghasilkan gelombang segitiga dan rangkaian komparator merupakan rangkaian yang menghasilkan gelombang kotak-kotak, dapat dilihat pada display osciloscop di atas.

Input pada rangkaian ramp generator adalah tegangan dc positif dan negatif, namun karena adanya kapasitor yang dihubungkan pada kaki inverting op amp maka terjadi pengisian dan pengosongan pada kapasitor  akibatnya pada tegangan input terjadi perubahan nilai pada setiap waktu yang terjadi pada setiap pengisian dan pengosongan tersebut. Dapat kita lihat, tegangan outputnya berbentuk segitiga yang menandakan bahwa nilai tegangan yang berubah-ubah. Sedangkan pada komparator tidak terjadi perubahan nilai pada tegangan outputnya.
Selanjutnya, pada rangkaian di atas terlihat bahwa kapasitor yang digunakan memiliki dua nilai yang dihubungkan dengan switch (untuk mengatur kapasitor mana yang dipakai) dan begitu juga pada resistor (Ri). Dapat kita perhatikan bahwa, pada dua keadaan (1 dan 3 pada jurnal) saat nilai Ri yang dipakai  memiliki nilai yang sama terlihat bahwa terjadi perubahan frekuensi. Terlihat bahwa semakin kecil nilai kapasitor yang digunakan maka frekuensi gelombang output akan semakin besar dan sebaliknya semakin besar kapasitor yang digunakan maka frekuensi gelombang akan semakin kecil.
         

 6. Link Download [kembali]



Untuk download Rangkaian dan Video Simulasi percobaan diatas bisa di download
DISINI


[KEMBALI KE ATAS]

MODUL 4

[MENUJU BAWAH] . [KEMBALI KE HOME]   DAFTAR ISI 1. Tujuan 2. Alat dan Bahan 3. Dasar Teori 4.Tugas Pendahuluan 5.Pe...

 

© 2015 - Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile